VIII3. SUMBER DAYA ALAM Sebagaimana disebutkan dalam penjelasan yang diatas, bahwa negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil buminya, baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam ini tersebar merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Sidoarjo yang berada dipesisir pantai memiliki potensi Sumber Daya Alam SDA berupa tambak yang dapat diolah dan dikembangkan untuk menjadi salah sumber pendapatan daerah PAD yang tentunya perlu sokongan pemerintah daerah. Hal ini disampaikan oleh Calon Bupati nomor urut tiga, Kelana Aprilianto saat menghadiri perlombaan mancing yang digelar Masyarakat Peduli Perubahan Sidoarjo MPPS kawasan Kedung Peluk, "Pengembangan Sidoarjo menjadi kota metropolis tentunya juga tidak boleh melupakan kondisi Sidoarjo sebagai kawasan konservasi sehingga pengembangan usaha berlandaskan lingkungan hidup perlu di dukung dan mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah" ujar Calon Bupati yang diusung PDI Perjuangan dan PAN itu. Karena itu jika kelak diamanati untuk duduk di pendopo, dia bersama dengan Dwi Astutik, akan mengangkat pariwisata lokal. Kelana optimis dapat menarik dan membangun pariwisata asli Sidoarjo untuk menjadi PAD sekaligus peningkatan ekonomi masyarakat. Sementara itu, Sri Wahyuni salah satu warga yang hadir dalam acara lomba mancing berharap Kelana dapat memajukan pariwisata-pariwisata di Sidoarjo. Karena potensi Sumber Daya Alam untuk pengembangan wisata di Sidoarjo yang berbasis tambak pantai bahkan sungai sangat besar. * ** Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

sumberdaya alam terhadap tingkat kemiskinan di kabupaten Bojonegoro pada Tahun 2014-2018.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang bersifat deduktif. Hasil penelitian ini menjelaskan Kemiskinan di kabupaten Bojonegoro pada tahun 2014-2018 dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu kepemilikan sumber daya
1. Abstrak Sebuah kawasan baik dalam lingkup kota, pinggiran kota maupun desa, banyak menyimpan potensi lokal dan kekayaan alam yang dapat dikembangkan guna mendukung kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya terdapat di desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Dengan kondisi tapaknya berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa, dimana sebagian besar areanya berupa tambak ikan. Hal ini mempengaruhi tata kehidupan masyarakat serta kondisi sosial ekonominya. Banyaknya nelayan maupun petani tambak, serta melimpahnya hasil tambak berupa ikan bandeng dan hasil laut lainnya, maka berpengaruh terhadap berkembangnya sarana wisatanya. Hal ini ditandai dengan banyaknya tempat kolam-kolam pemancingan ikan, dan tumbuhnya warung-warung kuliner dengan menu utama ikan bandeng bakar yang menjadi ikon bagi desa Kalanganyar. Begitu pula dengan tata kehidupan masyarakat yang taat menjalankan tradisi keislaman tercermin dalam kehidupan seharihari, berpeluang untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata yang khas, misalnya musik patrol, rebana dan qasidah. Demikian pula dengan keberadaan tapak, dimana sebagian besar berada di tepian laut, dengan panorama alamnya yang khas dapat diselaraskan dengan mengembangkan konsep rancangan Arsitektur Pesisir pada penyelesaian bangunan-bangunannya, serta mengembangkan konsep fasilitas wisata air lainnya, seperti mendayung, dan susur sungai pada hutan bakau. Diharapkan kegiatan ini akan dapat mendukung terciptanya sebuah desa wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan dan potensi kawasan Kalangnyar, karenanya digunakan metode eksploratif dan diskriptif, yakni mengeksplorasi seluruh potensi yang ada diuraikan secara diskriptif, selanjutnya dilakukan analisa menggunakan teknik pembacaan sinkronik dan diakronik untuk diperoleh hasil yang dijabarkan secara kualitatif, sehingga akan dapat diwujudkan upaya untuk mewujudkan kawasan Kalanganyar menjadi sebuah desa wisata. Kata-kunci desa, kalanganyar, lokal, potensi, wisata, Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412 - 6982 e-ISSN 2443-3977 Volume XVIII Nomor 1 November 2020 E-mail 1 Pengembangan Potensi Wilayah Sidoarjo pada Sektor Pariwisata Fitria Widiyani Universitas Negeri Surabaya Jalan Ketintang No. 18, kec. Gayungan, Surabaya 1. Abstrak Sebuah kawasan baik dalam lingkup kota, pinggiran kota maupun desa, banyak menyimpan potensi lokal dan kekayaan alam yang dapat dikembangkan guna mendukung kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya terdapat di desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Dengan kondisi tapaknya berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa, dimana sebagian besar areanya berupa tambak ikan. Hal ini mempengaruhi tata kehidupan masyarakat serta kondisi sosial ekonominya. Banyaknya nelayan maupun petani tambak, serta melimpahnya hasil tambak berupa ikan bandeng dan hasil laut lainnya, maka berpengaruh terhadap berkembangnya sarana wisatanya. Hal ini ditandai dengan banyaknya tempat kolam-kolam pemancingan ikan, dan tumbuhnya warung-warung kuliner dengan menu utama ikan bandeng bakar yang menjadi ikon bagi desa Kalanganyar. Begitu pula dengan tata kehidupan masyarakat yang taat menjalankan tradisi keislaman tercermin dalam kehidupan seharihari, berpeluang untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata yang khas, misalnya musik patrol, rebana dan qasidah. Demikian pula dengan keberadaan tapak, dimana sebagian besar berada di tepian laut, dengan panorama alamnya yang khas dapat diselaraskan dengan mengembangkan konsep rancangan Arsitektur Pesisir pada penyelesaian bangunan-bangunannya, serta mengembangkan konsep fasilitas wisata air lainnya, seperti mendayung, dan susur sungai pada hutan bakau. Diharapkan kegiatan ini akan dapat mendukung terciptanya sebuah desa wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan dan potensi kawasan Kalangnyar, karenanya digunakan metode eksploratif dan diskriptif, yakni mengeksplorasi seluruh potensi yang ada diuraikan secara diskriptif, selanjutnya dilakukan analisa menggunakan teknik pembacaan sinkronik dan diakronik untuk diperoleh hasil yang dijabarkan secara kualitatif, sehingga akan dapat diwujudkan upaya untuk mewujudkan kawasan Kalanganyar menjadi sebuah desa wisata. Kata-kunci desa, kalanganyar, lokal, potensi, wisata, JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412 - 6982 e-ISSN 2443-3977 Volume XVIII Nomor 1 November 2020 E-mail 2 A. PENDAHULUAN Kabupaten Sidoarjo sebagai sub sistem atau bagian dari ibukota provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat karena adanya berbagai potensi yang ada di wilayahnya, seperti industri, perdagangan, serta perikanan yang menjadi potensi unggulan Cahyono, 2012. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2019, pengembangan wilayah Kabupaten Sidoarjo diperuntukkan pada sektor perikanan budidaya yang dikemas dalam sebuah sistem minapolitan. Minapolitan merupakan konsep pengembangan ekonomi suatu daerah dengan menggunakan sektor perikanan sebagai basis perekonomian dengan komoditas unggulan daerah masing-masing, dan konsep ini sesuai untuk diterapkan sebagai strategi pengembangan daerah pesisir di Indonesia. Kawasan pesisir merupakan daerah pantai atau tepi laut, dimana merupakan kawasan yang dinamis dan unik sebagai bagian dari suatu kota. Kawasan ini banyak terletak pada area selatan dan utara pantai Jawa, salah satunya adalah Desa Kalanganyar, di Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Dengan luas wilayah ± 13,5 Ha dan 2/3 dari luas tersebut adalah lahan pertambakan, dimana masyarakatnya mengandalkan aktifitas pertambakan pasang surut air laut sebagai mata pencaharian. Potensi bahari ini cukup menjanjikan, selain pemandangan visual khas pesisir dan juga terdapat sentra produksi bandeng yang semakin pesat. Didukung potensi alam dan budaya yang begitu rupa, hal ini dapat menjadi daya tarik wisata bagi Desa Kalanganyar sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Sedangkan menurut Soetarso dan Mulyadin 2001 dalam Pariwisata Inti Rakyat, menyebutkan bahwa desa wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan. Desa-desa yang bisa dikembangkan dalam program desa wisata akan memberikan contoh yang baik bagi desa lainnya. Memberikan contoh yang baik bagi desa lainnya. Merujuk kepada kriteria desa wisata Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, 2010, bahwa desa Kalanganyar saat ini mempunyai potensi utama berupa produksi ikan bandeng serta wisata tambak dan kolam pemancingan ikan. Namun aspek wisata lainnya di Desa Kalanganyar masih sangat rendah. Hal ini terlihat dengan belum adanya sarana yang dapat mendukung kemajuan potensi wisata pada kawasan atau wilayahnya. Banyak sarana fisik yang belum didirikan dan ditata pada area desa ini, meliputi sarana parkir kendaraan wisatawan, penataan pasar ikan, tambak dan sebagainya. Beberapa kawasan terlihat kumuh dan tidak terawat, limbah ikan mengganggu visual maupun kualitas hidup masyarakatnya. Dari uraian kondisi ini, maka penelitian ini bertujuan untuk a. Mengidentifikasi aspek non-fisik, yaitu nilai-nilai sosio-kultural yang dimiliki masyarakat sehingga mampu meningkatkan kualitas fisik kawasan yang mewadahi aspek–aspek infrastruktur pada kawasan desa wisata pesisir b. Melakukan pemetaan potensi fisik kawasan melalui mapping proses pembentukan dan perkembangan kawasan desa terkait, sehingga dapat meningkatkan kualitas non fisik kawasan berdasarkan kebutuhan masyarakat dalam memanfaatkan potensi desanya. c. Memberikan arahan tatanan ruang Fitria Widiyani, pengembangan potensi wilayah 3 kawasan dan tampilan bangunan agar dapat membentuk kesan visual-spasial kawasan yang baik dan meningkatkan vitalitas daerahnya. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan potensi alam dan budaya yang kuat, akan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Guna memberikan manfaat yang optimal, khususnya bagi masyarakat di lingkungan Desa Kalanganyar, dibutuhkan konsep perancangan dan penataan kawasan desa wisata yang terintegrasi dengan baik, sekaligus memunculkan ciri arsitektur pesisirnya sebagai kearifan lokal B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah exploratif dan diskriptif, yakni metoda penelitian dengan mengeksplorasi potensi fisik dan non fisik, yang dituangkan dalam uraian diskriptif Faqih, 2007. Dari data yang diperoleh, selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode pembacaan secara sinkronik maupun diakronik, sehingga diperoleh gambaran secara kualitatif potensi fisik dan non fisik sosiol kemasyarakatan yang dapat dikembangkan dalam mendukung terciptanya desa wisata Kalanganyar. Metode Pengumpulan Data Secara keseluruhan, metode pengumpulan data yang dilakukan di kawasan Desa Kalanganyar, Sidoarjo adalah 1. Melakukan observasi lapangan terhadap kondisi fisik, sarana dan prasarana pendukung wisata yang terdapat di kawasan Kalanganyar 2. Melakukan wawancara dengan aparatur pemerintah kepala desa dan jajarannya serta masyarakat desa, pengunjung dan pengelola fasilitas wisata yang ada, terkait pengambilan data primer maupun sekunder, seperti struktur sosial ekonomi masyarakat, karakteristik sosial budaya, dan lain sebagainya yang menjadi potensi kawasan aspek non-fisik C. HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Non Fisik Kondisi Sosial Demografi Penduduk desa Kalanganyar berjumlah kurang lebih 5437 orang, yang terdiri dari 1657 Kepala Keluarga KK dengan komposisi penduduk dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 2661 orang dan jenis kelamin perempuan berjumlah 2776 orang. Tabel 1. Jumlah penduduk menurut kelompok usia 1. kelompok pendidikan sekolah 2. kelompok tenaga kerja produktif Sumber Monografi Desa Kalanganyar 2015 4 Fitria Widiyani, pengembangan potensi wilayah Sidoarjo pada sektor pariwisata Dari tabel kependudukan tersebut, terbaca bahwa masyarakat desa Kalanganyar mempunyai banyak warga yang termasuk dalam kelompok Produktif. Hal ini merupakan aset sumber daya manusia SDM yang dapat dikembangkan sebagai potensi. Gambar 1 hasil laut melimpah Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Mengacu dari monografi Desa Kalanganyar 2015, bahwa sebagian besar penduduk desa Kalanganyar mempunyai mata pencaharian sebagai Petani Tambak, mengingat sebagian besar wilayah Kalanganyar adalah Tambak, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Sumber Monografi Desa Kalanganyar 2015 Selain sebagai petani tambak, masyarakat desa Kalanganyar juga banyak berprofesi sebagai karyawan swasta. Disamping itu banyaknya pedagang/ wirausaha yang ada, didominasi dengan bidang usaha dalam lingkup Pertambakan dan Perikanan, seperti Pengusaha Kolam Pemancingan Ikan, Pengusaha Kuliner/ Warung Makan dengan menu utama hasil laut/ tambak, seperti Bermacam-macam Ikan, Kepiting, Kerang, Udang, Cumi Seafood, Bandeng Bakar, Bandeng Cabut Duri,dan hasil olahan laut lainnya, seperti Kerupuk Ikan, Petis dan Terasi. Dengan kekhasan menu inilah, yang akhirnya banyak dikenal oleh masyarakat, tidak hanya desa Kalanganyar namun meluas sampai di luar wilayah sekitarnya. Aspek Fisik Kondisi Sarana/ Fasilitas Fasilitas Sosial Kemasyarakatan Desa Kalanganyar dengan luas lahan kurang lebih 2923 Ha, dihuni oleh penduduk dengan jumlah 5437 orang, terdiri dari 1731 KK Kepala Keluarga, terdapat dalam 5 RW Rukun Warga dan 23 RT Rukun Tetangga. Dari hasil observasi lapangan, terdapat adanya beberapa balai pertemuan, setingkat RW yang dimanfaatkan oleh warga masyarakat setempat sebagai sarana untuk berkumpul dan bersosialisasi. Untuk mewadahi aktifitas pertemuan masyarakat setingkat RT, biasanya warga menggunakan salah satu rumah penduduk sebagai tempat berkumpul. Fasilitas Keagamaan Keberadaan fasilitas Masjid dan Mushollah, banyak dijumpai di seluruh pelosok desa Kalanganyar, karena hampir seluruh warganya mayoritas beragama Islam. Dari data Monografi desa Kalanganyar 2015, disebutkan bahwa terdapat 1 Masjid dan 19 Mushollah. Hal ini Fitria Widiyani, pengembangan potensi wilayah 5 menunjukkan bahwa hampir di setiap lingkungan RT terdapat adanya fasilitas peribadatan bagi umat Islam. Keberadaan bangunan masjid utama berdekatan dengan kantor Balai Desa, dan dihubungkan dengan ruang terbuka yang berupa plasa. Disinilah aktifitas utama sosial kemasyarakatan terjalin, terutama pada saat adanya perayaan hari besar keagamaan, seluruh warga akan berkumpul dan merayakan secara bersama-sama. Fasilitas Perdagangan Banyaknya keberadaan tambak yang mendominasi hampir sebagian besar wilayah desa Kalanganyar, menunjukkan tingginya aktifitas perdagangan, khususnya jual beli ikan yang merupakan hasil dari tambak. Hal ini ditandai dengan adanya fasilitas Pasar Ikan yang terdapat di sekitar desa Kalanganyar, yang sekaligus berfungsi sebagai Pasar Wisata, dengan luas ± 0,0627 Ha. Disamping adanya pasar ikan, banyak pula warga yang membuka usaha dengan berjualan ikan segar, membuka kios/toko yang menjual produk ikan olahan, seperti otak-otak bandeng, bandeng presto, bandeng cabut duri, krupuk ikan, terasi dan petis, serta warung warung makan/ kuliner dengan menu utama bandeng bakar. Hal ini dapat memberikan nuansa yang khas bagi desa Kalanganyar. Fasilitas Pendidikan Fasilitas Pendidikan yang terdapat di lingkungan desa Kalanganyar, cukup beragam jenisnya, mulai dari tingkatan pra-sekolah sampai dengan pendidikan tingkat atas. Dan mayoritas fasilitas pendidikan berlandaskan syariat islam yang menandakan bahwa masyarakat lebih dominan beragama islam Fasilitas Kesehatan Salah satu aspek penting dalam mendukung kegiatan warga masyarakat desa Kalanganyar adalah tersedianya fasilitas kesehatan, yang tersedia dalam bentuk Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Pembantu, berjumlah 1 satu buah dan 5 lima buah Posyandu Pos Pelayanan Terpadu yang lebih dikhususkan untuk melayani bayi dan balita. Selain itu ada beberapa tempat pelayanan kesehatan yang dibuka secara perorangan berupa praktek Dokter Umum, maupun Pelayanan Bidan untuk ibu-ibu hamil dan melahirkan. Fasilitas Olahraga dan Rekreasi/Wisata Kegiatan rekreasi yang paling banyak terdapat di kawasan desa Kalanganyar adalah berupa kolam pemancingan ikan. Kolam Pemancingan yang besar terdapat 6 enam buah, selebihnya adalah berukuran sedang dengan jumlah cukup banyak. Keberadaan kolam pemancingan ikan dimiliki oleh warga secara perorangan dan banyak dikunjungi oleh warga masyarakat dari luar desa Kalanganyar. Berkembangnya bisnis usaha kuliner yang berupa warung makan dengan menu yang khas, dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk datang dan berwisata kuliner. Sehingga keberadaan warung-warung makan yang ada, dapat menunjang aspek kepariwisataan. Banyaknya warung-warung makan dengan menu yang khas bandeng bakar, perlu didukung dengan kelengkapan fasilitas lainnya, parkir yang memadai. Untuk mengembangkan fasilitas wisata air, tempat rekreasi waterboom, kolam renang maupun sepeda air. Gambar 2 wisata pemancingan Penataan Spasial Kawasan Mengacu pada tata ruang kawasan desa Kalanganyar, terdiri dari sebagian kecil area permukiman, dan sebagian besar merupakan area pertambakan. 6 Fitria Widiyani, pengembangan potensi wilayah Sidoarjo pada sektor pariwisata Keberadaan fasilitas/sarana perdagangan dan pemerintahan menjadi bagian didalam kawasan permukiman. Area pertambakan merupakan transisi antara area permukiman dan tepian laut, yang terdapat pula beberapa sungai yang bermuara ke laut. Namun jika melihat potensi dan kondisi geografis yang ada pada kawasan desa Kalanganyar, banyak memberikan kesan estetika visual yang khas dengan pemandangan alamnya. Sehingga untuk menikmati panorama alam dapat ditunjang dengan kegiatan Susur Sungai dengan bersampan/ berperahu sepanjang sungai, pantai dan hutan bakau dapat dikembangkan sebagai kegiatan wisata sekaligus olahraga. Arsitektur Pesisir Meskipun sebagian besar kawasan Kalanganyar didominasi dengan kawasan pesisir dan pertambakan, namun belum banyak tercermin ciri arsitektur pesisir pada bangunannya. Hal ini dikarenakan bangunan hunian menempati area daratan yang agak jauh dari tepian laut. Namun pada area pertambakan ada beberapa bangunan gazebo maupun warung-warung makan yang menggunakan pola dan tampilan arsitektur lokal, yakni bangunan semi permanen dengan bentuk atap pelana, dan sosoran atap yang panjang, sehingga memberikan pernaungan. Dalam perkembangannya nanti, dapat diterapkan pola dan langgam arsitektur pesisir pada bangunannya, sehingga akan memberikan visual estetika yang khas, sebagai daerah wisata. D. KESIMPULAN Dari hasil telaah eksplorasi terhadap potensi-potensi yang dimiliki oleh kawasan kalanganyar, untuk dapat diwujudkan sebagai desa wisata, terdapat pula hambatan atau kendala yang perlu diminimalisasi dampak-dampak negatifnya, yaitu 1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, baik terhadap sistem pembuangan sampah padat maupun pembuangan limbah cair buangan dari rumah atau home industry, yang cenderung dibuang ke sungai, sehingga terjadi penyumbatan dan polusi air sungai. Karena salah satu aspek keberhasilan sebuah desa wisata tercermin dari kebersihan lingkungan sekitarnya. 2. Perlu diantisipasi adanya pendangkalan air sungai yang diakibatkan oleh endapan lumpur. Karena pada saat hujan deras atau air laut pasang, kecenderungan terjadi banjir, sampai menggenangi jalan setapak area pertambakan. Karenanya perlu dilakukan pengerukan secara berkala. Sedangkan dari aspek kesiapan masyarakat dalam menyongsong kedatangan pengunjung yang berwisata ke Kalanganyar adalah penunjukan sikap ramah tamah telah ditunjukkan oleh warga masyarakat hendaknya tetap dipertahankan, guna mendukung kenyamanan wisatawan. DAFTAR PUSTAKA Cullen, Gordon 1975. The Concise Townscape . The Architectural Press. Cambridge University Press. Darjosanjoto, Endang Titi Sunarti. 2006. Penelitian Arsitektur Di Bidang Perumahan Dan Permukiman, Its Press, Surabaya. Duerk, Dona. 2008. Architectural Programing, Van Nostrand Reinhold, New York, Faqih, Muhammad. Kerja Kuliah Metodologi Penelitian Arsitektur. Pascasarjana Arsitektur, ITS Surabaya Ismariandi, Rozy,Dkk. 2010. Konsep Pengembangan Kampung Nelayan Pasar Bengkulu Sebagai Kawasan Wisata. Seminar Nasional Perumahan Permukiman Dalam Pembangunan Kota. Arsitektur ITS Surabaya Mulyandari, Hestin. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta Andi Offset Purnamasari, Irma. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Di Kecamatan Cibadak Kabupaten Fitria Widiyani, pengembangan potensi wilayah 7 Sukabumi. Universitas Diponegoro. Semarang. Soetarso, R. Mohammad Mulyadin, Priasukmana. 2001. Pembangunan Desa Wisata Pelaksanaan Undang – Undang Otonomi Daerah. Spillane, James E. 1994, Ekonomi Pariwisata. Kanisius Yogyakarta Tahir, Mohammad. 2005. Pemanfaatan Ruang Kawasan Tepi Pantai Untuk Rekreasi Dalam Mendukung Kota Tanjungpinang sebagai Waterfront City. Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang. Eva Elviana Prosiding Seminar Archimariture IPLBI 2018 9 Wikrawardana, Andryan. 2009. Membangun Identitas Kota. . diakses pada 03 Pebruari 2018 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Provinsi Sulawesi Utara memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah baik dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, kehutanan dan pariwisata," jelasnya. Olly juga menjelaskan
Increasing of land development for industrial and residential allotment in Sidoarjo, create land for agriculture and farms decreases slowly which is still potentially undermined by the allotment of industrial and residential development. To take advantage of employment land required for the evaluation of land resources planning regions based on geographical physical conditions including slope, soil, lithology, morphology, land cover, and hydrology. The system will be made in this study plan based Webmap which is the development of technologies of Geographic Information Systems GIS to research methods that will be used the system development life cycle SDLC, which is the methodology of the systems development life cycle by analyzing and designing a system that will wake. The purpose of this study is to create a system in the form webmap to show areas that have suitable land areas and land areas that do not fit in the field of agriculture and fisheries in each village or villages, shows agricultural production for food crops and fishery production. The benefits of this study will assist the relocation of agricultural land and fisheries to revive the economy and promote their products, so it does not change the land use is appropriate. Easing the Office of Government inform potential most suitable land or an area of land that is not suitable for agriculture and fisheries more quickly and accurately in the form of digital maps with webmap, and will help investors gain a strategic area to invest in agriculture or fisheries in the District Sidoarjo. Keywords land, agriculture, fisheries, webmap Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI- 85WEB MAP UNTUK MENGETAHUI POTENSI LAHAN PERTANIANDAN PERIKANAN DI KABUPATEN SIDOARJO*Anik Vega Vitianingsih,**Yudi Kristyawan**Teknik Informatika- Universitas SurabayaJalan Semolowaru 84 Surabaya 60118E-Mail *vega banyaknya pembangunan lahan untuk industri dan peruntukan perumahan di KabupatenSidoarjo, membuat lahan untuk pertanian dan tambak semakin berkurang secara perlahan-lahan yangsebenarnya masih berpotensi tergerus oleh peruntukan pembangunan industri dan memanfaatkan lahan diperlukan kerja evaluasi sumber daya lahan untuk melakukanperencanaan wilayah berdasarkan pada kondisi fisik geografis diantaranya lereng, tanah, litologi,morfologi, penutup lahan, dan hidrologi. Sistem yang akan dibuat dalam rencana penelitian iniberbasis webmap yang merupakan pengembangan dari teknologi Sistem Informasi GeografisSIG dengan metode penelitian yang akan digunakan system development life cycle SDLC, yangmerupakan metodologi dalam siklus hidup pengembangan sistem dengan menganalisa danmerancang sistem yang akan bangun. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem dalam bentukwebmap untuk menunjukkan daerah yang mempunyai area lahan yang sesuai dan area lahanyang tidak sesuai pada bidang pertanian dan perikanan disetiap desa atau kelurahan, menunjukkanhasil produksi pertanian untuk tanaman pangan dan produksi perikanan. Manfaat dari penelitian iniakan membantu relokasi tempat sebagai lahan pertanian dan perikanan untuk menghidupkanperekonomian dan memajukan hasil produksinya, sehingga tidak mengubah fungsi lahan yangsemestinya. Mempermudah Dinas Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo menginformasikan potensilahan yang paling sesuai atau area lahan yang tidak sesuai untuk pertanian dan perikanan secaralebih cepat dan akurat dalam bentuk peta digital dengan media webmap, serta akan membantuinvestor memperoleh wilayah yang strategis untuk berinvestasi pada pertanian atau perikanan diKabupaten kunci lahan, pertanian, perikanan, webmapABSTRACTIncreasing of land development for industrial and residential allotment in Sidoarjo, create land foragriculture and farms decreases slowly which is still potentially undermined by the allotment ofindustrial and residential development. To take advantage of employment land required for theevaluation of land resources planning regions based on geographical physical conditions includingslope, soil, lithology, morphology, land cover, and hydrology. The system will be made in this studyplan based Webmap which is the development of technologies of Geographic Information SystemsGIS to research methods that will be used the system development life cycle SDLC, which is themethodology of the systems development life cycle by analyzing and designing a system that will purpose of this study is to create a system in the form webmap to show areas that have suitableland areas and land areas that do not fit in the field of agriculture and fisheries in each village orvillages, shows agricultural production for food crops and fishery production. The benefits of thisstudy will assist the relocation of agricultural land and fisheries to revive the economy and promotetheir products, so it does not change the land use is appropriate. Easing the Office of Governmentinform potential most suitable land or an area of land that is not suitable for agriculture and fisheriesmore quickly and accurately in the form of digital maps with webmap, and will help investors gain astrategic area to invest in agriculture or fisheries in the District land, agriculture, fisheries, webmap Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - 86PENDAHULUANRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029, Bagian Ketiga RencanaPengembangan kawasan budidaya dan kawasan Pertanian yang meliputi kawasan lahan sawah dankawasan perikanan. Upaya pengelolaan kawasan lahan pertanian dan kawasan lahan tambak yangada dilindungi dari perkembangan kegiatan industri dan pemukiman. Meningkatkan kualitas danproduktifitas kawasan pertanian terutama pada kawasan yang berteknologi tepat disertai denganpengembangan sarana dan prasarana pengairan dengan mengendalikan laju perubahan penggunaanlahan dari tambak menjadi permukiman atau industri, sehingga pemanfaatan lahan dapat digunakansebagaimana mestinya [1].Penggunaan lahan di Kabupaten Sidoarjo dapat diklasifikasikan menjadi sebelas jenis penggunaanlahan yaitu perkampungan, industri, pertambangan, sawah, pertanian lahan kering, hutan tanahbakau, perairan darat dan tambak, tanah terbuka, jalan, sungai/saluran irigasi, lain-lain. Luaspenggunaan lahan atau luas wilayah dataran Kabupaten Sidoarjo adalah Ha[2]. Pertaniandan perikanan di Sidoarjo mengalami penyempitan luas lahan dan cenderung turun sehingga hasilproduksinya juga cenderung mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan adanya perubahan peruntukanlahan, termasuk untuk lahan industri baru dan untuk pengembangan pemukiman. Perkembangan kotaakan terus terjadi sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan kegiatan sosial ekonomipenduduk yang menyertainya. Pertumbuhan penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhanpangan untuk melangsungkan hidup. Untuk itu sebuah daerah akan lebih baik jika dapatmenghasilkan bahan makanan itu sendiri dengan memanfaatkan lahan pertanian dan tambaksebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan yang ingin dipecahkan dalam penelitian yaitu pesatnya pengembangan perumahanyang ada di Kabupaten Sidoarjo, sehingga alih fungsi penggunaan lahan pertanian dan perikanankurang diperhatikan, serta sulitnya masyarakat untuk mengetahui potensi lahan yang mereka milikicocok untuk pertanian atau perikanan sehingga hasil panen kurang maksimal, belum adanya sistemyang dapat membantu Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selaku pengambil keputusan untuk melakukanpengembangan wilayah potensi lahan, khususnya untuk pertanian dan yang merupakan pengembangan dari aplikasi Sistem Informasi Geografis SIG yangmempunyai kemampuan untuk melakukan analisis keruangan spatial analysis maupun waktutemporal analysis, sehingga mampu menghasilkan suatu analisis yang terintegrasi yangmencakup seluruh aspek, seperti beberapa penelitian yangsudah penulis lakukan [3-8].Tujuan dari penelitian ini dapat menghasilkan sebuah aplikasi webmap yang dapatmemberikan informasi, diantaranya informasi produksi pertanian tanaman pangan yang meliputitanaman pangan padi, jagung, kedelai dan tebu. Informasi produksi perikanan yang meliputi jenisikan udang dan ikan bandeng yang bisa dibudidayakan melalui lahan tambak. Informasi kesesuaianlahan yang cocok untuk menghasilkan produksi pertanian tanaman pangan dan lahan yang cocokuntuk untuk menghasilkan produksi perikanan, dengan parameter suhu, ketinggian wilayah, curahhujan, jenis air dan jenis yang dapat dihasilkan dihasilkan dari pembuatan aplikasi webmap dalampenelitian ini, diantaranya membantu masyarakat melalui aplikasi webmap untuk mengetahuikesesuaian lahan yang mereka miliki cocok untuk pertanian atau perikanan sehingga hasil panen akanmeningkat dan membantu Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selaku pengambil keputusan untukmelakukan pengembangan wilayah potensi lahan, khususnya untuk pertanian dan perikanan denganmelihat hasil produksi tanaman pangan pertanian dan PENELITIANMetode penelitian yang akan digunakan dengan mengunakan metode model siklus hiduppengembangan sistem atau system development life cycle SDLC. SDLC adalah pendekatan melaluibeberapa tahap untuk menganalisa dan merancang sistem, dengan tahapan sebagai berikut [9] masalah, peluang dan tujuan; dengan melakukan Aktivitas Pustaka, dengan memperdalam dan memperluas konsep serta teori yang akan digunakanuntuk penelitian yang mana mengacu ke pustaka awal. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI- Lapangan, dengan mengamati ruang lingkup penelitian terhadap manjemen pemakai,menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh, mengestimasi cakupan sistem danmendokumentasikan hasil-hasilnya. Output tahap ini ialah laporan berisikan definisi masalahdan ringkasan tujuan, seperti daerah mana saja termasuk wilayah yang cocok untuk peruntukanwilayah pertanian tanaman pangan dan wilayah yang cocok untuk peruntukan syarat-syarat informasi, dengan mengukur ketersediaan data yang diperlukan untukmengembangkan sistem dengan memakai metode sampling. Parameter yang digunakan sebagaitolok ukur secara garis besar meliputi data peta yang akan digunakan dalam pembuatan layer, yang meliputi layer wilayah KabupatenSidoarjo dengan tingkat penyajian informasi pada tingkat pertanian untuk mengetahui produksi tanaman pangan padi, jagung, kedelai, dan produksi perikanan pada masing-masing untuk mengetahui potensi lahan meliputi suhu, ketinggian wilayah, curah hujan, jenisair dan jenis kebutuhan sistem, dengan meliputi sistem riil, evaluasi dan studi kelayakan data,diantaranya bentuk sistem webmap yang akan kebutuhan data spasial dan data atribut yang akan digunakan untuk mengolah aliran data yang akan digunakan untuk perancangan database dengan membuatanalisa proses yang ada dalam sistem dengan menggambarkan ke dalam diagram berjenjang sistem, dengan merupakan merancang data-data yang telah ada sebelumdiimplementasikan ke dalam program, diantaranya contextual data model CDM dan physical data model PDM proses dari sistem yang digambarkan dengan Sistem, mengimplementasi sistem yang telah dibuat pada perancangan sistem yangditujukan untuk memudahkan pemakaian dalam berinteraksi dengan sistem yang sistem, dengan evaluasi sistem riil, monitoring, updating Sistem, membuat dokumentasi seluruh hasil analisa, desain, dan implementasi kebutuhan sistem meliputi sistem riil, evaluasi dan studi kelayakan data denganmendiskripsikan bentuk sistem webmap yang akan dibuat, menganalisa kebutuhan data spasial dandata atribut yang akan digunakan untuk mengolah sistem dan menentukan aliran data yang akandigunakan untuk perancangan database dengan membuat analisa proses yang ada dalam sistemdengan menggambarkan ke dalam diagram berjenjang dan DFD. Aplikasi webmap yang akandibangun untuk pemetaan lahan pada suatu wilayah di Kabupaten Sidoarjo pada tingkat Desa yangcocok untuk pengembangan pertanian tanaman pangan atau lahan yang cocok untuk pengembanganperikanan, mengetahui hasil produksi yang dihasilkan pada tanaman pangan dan hasil produksiperikanan yang dihasilkan. Dengan adanya sistem ini diharapkan akan meningkatkan produktifitaspertanian dan perikanan dengan meningkatnya hasil panen. Entitas luar yang akan menggunakansistem aplikasi webmap ini yaitua. User atau masyarakat, sebagai pengunjung dari aplikasi sistem yang sudah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, selaku pengambil keputusan untuk melakukan pengembanganwilayah potensi lahan, khususnya untuk pertanian dan perikanan dengan melihat hasil produksitanaman pangan pertanian dan DataData spasial yang berupa layer peta dan data atribut yang berupa tabel akan digunakan untukmembangun aplikasi webmap diantaranya master yang meliputi, data Kabupaten Sidoarjo, data Kecamata dan data Desa, data produksitanaman pangan pertanian dan data produksi perikanan. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - untuk proses analisa dalam menentukan menentukan kesesuaian lahan yang cocok untukpertanian atau lahan yang cocok untuk perikanan berdasarkan parameter data suhu, ketinggianwilayah, kelembaban, jenis air dan data jenis ProsesKebutuhan proses dari sistem yang akan dibangun digambarkan dengan Diagram Berjenjangyang merupakan hirarki proses yang ada dalam sistem, terdapat tiga proses utama dari systemyang akan dibangun yaitua. Proses manajemen data yang digunakan untuk mengelola data spasial dan data atribut yangdigunakan untuk melakukan proses menambah, merubah dan menghapus data spasial dan Proses kedua merupakan proses analisa untuk mengetahu potensi lahan pertanian dan potensi lahanperikanan dan proses ketiga merupakan proses untuk mengetahui laporan yang bias digunakanmasyarakat dan dinas terkait untuk mengetahui potensi lahan serta hasil produksi yang dihasilkan,seperti terlihat pada gambar 1 berikut,Dari gambar 1 tersebut selanjutnya direpresentasikan kedalam pembuatan data flow diagram DFD,yang digunakan untuk menggambarkan sistem baru kedalam aliran arus data dalam sistem terstrukturyang dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebutmengalir dan data tersebut akan disimpan kedalam data store database, seperti yang terlihat padagambar 2 berikut,info ketinggian wilayah data jenis tanahdata jenis airdata curah hujandata ketinggian wilayahinfo desastatus login userdata login userinfo prod perikananinfo prod tanaman panganinfo suhuinfo kelembaban wilayahinfo jenis tanahinfo kecamataninfo kabupatenstatus logindata logindata suhudata produksi perikanandata produksi tanaman pangandata desadata kecamatandata kabupaten0WebMap Untuk mengetahu Potensi LahanPertanian dan Perikanan Kab Sidoarjo+Pengambil KeputusanAdminMasyarakatGambar 2. Context Diagram SystemPada gambar 2 tersebut merupakan gambaran umum dari sistem yang akan dibangun, terdapattiga entitas yang akan menggunakan aplikasi sistem yaitu masyarakat selaku pengguna sistem,pengambil keputusan selaku dinas yang terkait dan admin yang akan mengelola akan di compose dari Context Diagram System dengan tiga proses utama sepertiyang terlihat pada gambar 3 berikut,Webmap Untuk MengetahuiPotensi Lahan Pertanian danPerikanan di Kabupaten SidoarjoGambar 1. Diagram Berjenjang Proses Sistem Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI- 89potensi lahan pertanianpotensi lahan perikananket potensijenis tanah potensijenis lahan potensich potensisuhu potensidesa potensikec potensikab potensilap prod perikanan lap prod pertaniancurah hujanjenis tanahkabupatenkecamatandesajenis lahankeinggiansuhuprod perikananprod pertanianlogininfo ketinggian wilayahdata jenis tanahdata jenis airdata ketinggian wilayahdata curah hujaninfo desastatus login userdata login userlahan cocok perikananlahan cocok pertanianinfo prod perikananinfo prod tanaman panganinfo suhuinfo kelembaban wilayahinfo jenis tanahinfo kecamataninfo kabupatenstatus logindata logindata suhudata produksi perikanandata produksi tanaman pangandata desadata kecamatandata kabupatenAdminMasyarakatPengambil Keputusan1Manajemen Data+3Laporan+2Potensi Lahan+1 Login 2 Kabupaten3 Kecamatan4 Prod Tanaman Pangan5 Prod Perikanan6 Suhu7KetinggianWilayah8 Curah Hujan9 Jenis Air10 Jenis Lahan11 DesaGambar DFD LevelMerancang SistemMerancang sistem yang direkomendasikan yaitu dengan menggunakan informasi yangterkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik, merancangprosedur data entry sedemikian rupa sehingga data yang dimasukkan kedalam sistemdiimplementasikan ke dalam DatabaseMerancang database, dengan dengan menggunakan Entity Relationship Diagram atau ER-Diagram ini menggunakan desain conceptual Data Model CDM untuk mengetahuihubungan antar tabel atau entity dengan menentukan cardinality ratio CR danParticipation Constraint PC, seperti yang terlihat struktur gambar 4 berikut,Gambar 4. Entity Relationship Diagram dalam bentuk CDMselanjutnya hasil seluruh transformasi dari ER-diagram CDM ke ERD-Skema PDM, sepertipada gambar 5 berikut,prod tp des aperikanan desasuhu desaket d esach desaair desahasil prod t pperikanan k ecsuhu kecketinggian ke cch kecair keclahan desalahan kecbany akterdapatLoginusernamepaswordKabupatenidkabupatennamakabupatenKecamatanidkecamatannamakecamatanluasidkabupatenProd Tanaman PanganidkecamataniddesaprodpanenikanprodpanenudangProd PerikananidkecamataniddesaprodpadiprodjagungprodkedelaiprodtebuSuhuidkecamataniddesarata2suhuBulanKetinggian WilayahidkecamataniddesaketinggianCurah Hujanidkecamataniddesarata2curahhujanBulanJenis AiridkecamataniddesajenisairJenis Lahanidkecamataniddesalahankeringlahansawahlahanperkebunan Desaiddesanamadesaidkecamatanluas Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - 90Gambar 5. Hasil transformasi dari CDM ke PDMMerancang prosesMerupakan rancangan tentang proses yang akan berjalan pada sistem ini dengan aturanyang akan digunakan dalam proses analisa, alur dari analisa yang dilakukan dalam sistemseperti terlihat pada gambar 6 berikut,Gambar 6. Alur Proses AnalisaAnalisa potensi lahan pertanian tanaman pangan yang meliputi padi, jagung, kedelai dan tebu,dengan kategori jenis lahan dikategorikan pada jenis lahan kering, lahan sawah dan lahanperkebunan, aturan yang digunakan diantaranya- If suhu ≥ 24 suhu ≤ 27 && curahhujan ≥ 0 curahhujan ≤ 55 && ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7 && kelembaban ≥ 62 kelembaban ≤ 77 Then lahan tidak cocok tanamanpangan- If suhu ≥ 24 suhu ≤ 27 && curahhujan ≥ 0 curahhujan ≤ 55 && ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7 && kelembaban ≥ 78 Then lahan tidak cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 24 suhu ≤ 27 && curahhujan ≥ 0 curahhujan ≤ 55 && ketinggian ≥ 8 &&kelembaban ≥ 62 kelembaban ≤ 77 Then lahan tidak cocok tanaman panganLOGINUSERNAME char20PASWORD char8KABUPATENIDKABUPATEN char10NAMAKABUPATEN char50KECAMATANIDKECAMATAN char10NAMAKECAMATAN char50LUAS floatIDKABUPATEN char10PROD_TANAMAN_PANGANIDKECAMATAN char10IDDESA char10PRODPANENIKAN floatPRODPANENUDANG floatPROD_PERIKANANIDKECAMATAN char10IDDESA char10PRODPADI floatPRODJAGUNG floatPRODKEDELAI floatPRODTEBU floatSUHUIDKECAMATAN char10IDDESA char10RATA2SUHUBULAN floatKETINGGIAN_WILAYAHIDKECAMATAN char10IDDESA char10KETINGGIAN floatCURAH_HUJANIDKECAMATAN char10IDDESA char10RATA2CURAHHUJANBULAN floatJENIS_AIRIDKECAMATAN char10IDDESA char10JENISAIR char50JENIS_LAHANIDKECAMATAN char10IDDESA char10LAHANKERING floatLAHANSAWAH floatLAHANPERKEBUNAN float DESAIDDESA char10NAMADESA char50IDKECAMATAN char10LUAS float Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI- 91- If suhu ≥ 24 suhu ≤ 27 && curahhujan ≥ 56 && ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7 &&kelembaba n≥ 78 Then lahan tidak cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 24 suhu ≤ 27 && curahhujan ≥ 0 curahhujan ≤ 55 && ketinggian ≥ 8 &&kelembaban ≥ 78 Then lahan tidak cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 28 && curahhujan ≥ 0 curahhujan ≤ 55 && ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7&& kelembaban ≥ 62 kelembaban ≤ 77 Then lahan tidak cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 28 && curahhujan ≥ 0 curahhujan ≤ 55 && ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7&& kelembaban ≥ 78 Then lahan tidak cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 28 && curahhujan ≥ 0 curahhujan ≤ 55 && ketinggian ≥ 8 && kelembaban≥ 62 kelembaban ≤ 77 Then lahan tidak cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 25 && curahhujan ≥ 0 curahhujan ≤ 55 && ketinggian ≥ 8 && kelembaban≥ 62 kelembaban ≤ 77 Then lahan tidak cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 25 && curahhujan ≥ 56 && ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7 && kelembaban ≥68 Then lahan tidak cocok tanaman padi- If suhu ≥ 25 && curahhujan ≥ 56 && ketinggian ≥ 8 && kelembaban ≥ 78 Then lahantidak cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 24 suhu ≤ 27 && curahhujan ≥ 56 && ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7 &&kelembaban ≥ 62 kelembaban ≤ 77 Then lahan cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 24 suhu ≤ 27 && curahhujan ≥ 56 && ketinggian ≥ 8 && kelembaban ≥ 62 kelembaban ≤ 77 Then lahan cocok tanaman padi- If suhu ≥ 24 suhu ≤ 27 && curahhujan ≥ 56 && ketinggian ≥ 8 && kelembaban ≥78 Then lahan cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 25 && curahhujan ≥ 56 && ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7 && kelembaba ≥62 kelembaban ≤ 77 Then lahan cocok tanaman pangan- If suhu ≥ 25 && curahhujan ≥ 56 && ketinggian ≥ 8 && kelembaban ≥ 62 kelembaban ≤ 77 Then lahan cocok tanaman panganAnalisa potensi lahan perikanan untuk jenis udang dan bandeng dengan jenis lahan kering,lahan sawah dan lahan perkebunan, terdapat beberapa aturan yang digunakan diantaranya- If ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7 && jenisair = tawar Then lahan tidak cocok- If ketinggian ≥ 0 ketinggin ≤ 7 && jenisair = asin Then lahan cocok perikanan- If ketinggian ≥ 8 && jenisair = tawar Then lahan tidak cocok perikanan- If ketinggian ≥ 8 && jenisair = asin Then lahan tidak cocok perikananFlowchart untuk user yang akan mengakses sistem dengan memasukkan username danpassword, selanjutnya sistem memferifikasi apakah username dan password sudah benaratau salah. Apabila salah maka memasukkan kembali. username dan password, apabilalogin sudah sukses, maka user berhak mengakses aplikasi seperti yang terlihat pada gambar7 berikut,Gambar 7. flowchart login Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - 92Proses browse dan query dengan memilih mode aplikasi, jika browse kemudian pilih layer yangakan ditampilkan, kemudian klik tombol cari untuk menampilkan peta hasil browse. Pilih modeaplikasi query setelah peta tampilan browse, kemudian klik pada peta yang dipilih maka akanmuncul tampilan query dari peta yang dipilih. Apabila mode aplikasi yang dipilih pencarian,setelah itu pilih item yang akan dicari dan tulis data yang akan dicari klik buton cari maka petaakan menampilkan data yang dicari seperti alur yang dijelaskan pada gambar 8 berikut,Gambar 8. Proses browse dan query layerIMPLEMENTASIImplementasi sistem digunakan untuk yaitu mengimplementasikan sistem yang telah dibuatpada perancangan sistem dengan tujuan memudahkan pemakaian dalam berinteraksi dengan sistemyang dihasilkan, mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak coding. Pada tahap inidikembangkan suatu perangkat lunak awal yang spesifikasi teknologi yang digunakan untuk implementasi sistem, diantaranya spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan untuk implementasi sistem diantaranya- Processor Intel Dual-Core CPU T4500 GHz- Memory 2 GB DDR2 SDRAM PC-5300 Max. Memory 8 GB- VGA Intel 4 Series Express Chipset- Display 14_WXGA LED- Hardisk 320 spesifikasi perangkat lunak yang akan digunakan untuk implementasi sistem diantaranya- Sistem Operasi Windows XP Professional, Service Pack 3- Database PostGIS in PostgressSQL MS4W-MapServer 4 Windows-Version Quantum GIS Mimas untuk mengimport data dari shp ke PostGIS- Browser Mozila Firefox- Macromedia Dreamweaver 8 untuk proses coding & pembuatan templateInstalasi beberapa software yang akan digunakan untuk aplikasi, diantaranya komputer sudah terinstal sistem operasi Windows XP Professional Service Pack 3untuk menjalankan sistem yang akan in PostgressSQL 4 Windows-Version GIS Mimas Mozila Firefoxf. Macromedia Dreamweaver 8Digitasi layer digunakan untuk membawa peta analog yang didapat dari lembaran kertas PetaKabupaten Sidoarjo, selanjunya di scant untuk menghasilkan format *.jpg, selanjutnya melakukandigitasi peta dengan menggunakan software Quantum GIS Mimas dengan format *.shp untuk Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - 93menjadi data spasial layer yang akan digunakan pada sistem aplikasi, seperti hasil yang terlihatpada gambar 9 sampai dengan gambar 17 berikuta. Layer KabupatenGambar 9. Digitasi layer KabupatenGambar 9 merupakan hasil digitasi layer Kabupaten yang digunakan sebagai peta dasar untukaplikasi webmap yang akan dibangun, dengan isi data atribut seperti yang terlihat pada gambar 10berikut,Gambar 10. Atribut Tabel Wilayah Kabupatenb. Layer KecamatanGambar 11. Digitasi layer KecamatanGambar 11 merupakan hasil digitasi layer Kecamatan yang digunakan sebagai peta dasar untukmenampilkan informasi kecamatan mana yang memiliki kesesuain lahan pertanian dan perikananpada aplikasi webmap yang akan dibangun, dengan isi data atribut seperti yang terlihat padagambar 12 berikut,Gambar 12. Atribut Tabel kecamatan Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - 94c. Layer Desa/KelurahanGambar 13. Digitasi layer Desa/KelurahanGambar 13 merupakan hasil digitasi layer Desa atau Kelurahan yang ada dimasing-masingKecamatan di Kabupaten, dengan isi data atribut seperti yang terlihat pada gambar 14 berikut,Gambar 14. Atribut Tabel Desa/Kelurahand. Layer SuhuGambar 15. Digitasi layer SuhuGambar 15 merupakan hasil digitasi layer Suhu yang ada dimasing-masing Kecamatan diKabupaten, dengan isi data atribut seperti yang terlihat pada gambar 16 berikut, Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - 95Gambar 16. Atribut Tabel Suhue. Layer Curah HujanGambar 17. Digitasi layer Curah HujanGambar 17 merupakan hasil digitasi layer Curah Hujan Kelurahan yang ada dimasing-masingKecamatan di Kabupaten, dimana layer ini digunakan untuk mengetahui rata-rata curah hujan yangterjadi pada tiap Kecamatan dengan isi data atribut seperti yang terlihat pada gambar 18 berikut,Gambar 18. Atribut Tabel Curah Hujanf. Layer Jenis AirGambar 19. Digitasi layer Jenis Air Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - 96Gambar 13 merupakan hasil digitasi layer Jenis Air yang ada dimasing-masing Kecamatan diKabupaten, dimana layer ini digunakan untuk mengetahui kategori jenis air apa yang terkandungpada tiap Kecamatan dengan isi data atribut seperti yang terlihat pada gambar 20 berikut,Gambar 20. Atribut Tabel Jenis Airg. Layer Jenis LahanGambar 21. Digitasi layer Jenis LahanGambar 21 merupakan hasil digitasi layer Jenis Lahan yang ada dimasing-masing Kelurahan diKabupaten, dimana layer ini digunakan untuk mengetahui kategori jenis lahan pada tiapKecamatan dengan isi data atribut seperti yang terlihat pada gambar 22 berikut,Gambar 22. Atribut Tabel Jenis Lahan Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - 97h. Layer KelembabanGambar 23. Digitasi layer KelembabanGambar 23 merupakan hasil digitasi layer Kelembaban yang ada dimasing-masing Kecamatan diKabupaten, dimana layer ini digunakan untuk mengetahui kelembaban ruang pada tiap Kecamatandengan isi data atribut seperti yang terlihat pada gambar 22 berikut,Gambar 24. Atribut Tabel KelembabanKESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini adalahsistem ini akan dapat dapat memberikan kemudahan kepada user dalam mencari daerah yangcocok untuk peruntukan lahan pertanian tanaman pangan atau lahan yang cocok untuk budidayaperikanan, dengan adanya sistem ini diharapkan dapat meningkatkan produksi hasil pertaniantanaman pangan dan produksi hasil budidaya perikanan dan penyajian data peta yang lebih interaktifdiharapkan dapat memberikan bentuk penyajian informasi yang interaktif dan lebih mudah yang bias diberikan untuk pengembangan sistem selanjutnya yang lebih bagus yaitu sistemyang akan dibuat ini akan lebih informative jika ditunjang dengan adanya simulasi untukmeramalkan keadaan jenis tanah pada masa mendatang, sehingga kesesuaian lahan untuk jeniskomoditi tertentu. Munculnya aplikasi smart phone yang dimiliki banyak orang, sangatmemungkinkan sistem akan lebih efektif jika dibawa ke teknologi SIG berbasis PUSTAKA[1]Rencana Tata RuangWilayahKabupaten SidoarjoTahun2009-2029[2]BPS Kabupaten Sidoarjo, 2007. Department of Fisheries and Agriculture, 2007, Annual Report Booksand Marine Fisheries Division in 2007, Sidoarjo. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputasi 2014 SENASTIK 2014 ISSN 2302-7088Bangkalan, 10-11 September 2014SI - 98[3]Anik Vega Vitianingsih, dkk 2005 Sistem Informasi Geografis Pengembangan Lahan Pertanian diKabupaten Ponorogo Jurnal Ilmu & Teknologi Terapan, Maret, hal 80-102[4]Anik Vega Vitianingsih, dkk 2007 Sistem Informasi Geografis Deteksi Penjalaran Kebakaran HutanJurnal Saintek, Juni, hal 17-24[5]Anik Vega Vitianingsih, dkk 2008 Rekayasa Sistem Informasi Geografis SIG Identifikasi PotensiLahan Pertanian di Kabupaten Ponorogo Jurnal Saintek, Juni, hal 19-31[6]Anik Vega Vitianingsih, dkk 2011 Rekayasa Sistem Informasi geografis SIG Untuk IdentifikasiDaerah Rawan Banjir Studi Kasus di Wilayah Surabaya Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer UPH Hal 65-74 ISSN 1412-9523[7]Anik Vega Vitianingsih, dkk 2012 Rekayasa Sistem Informasi Geografis SIG Untuk PemetaanLokasi Tower Jaringan Telepon Seluler dalam Bentuk Webmap di Jawa Timur Jurnal Ilmiah IlmuKomputer UPH Hal 201-206 ISSN 1412-9523[8]Anik Vega Vitianingsih, dkk 2012 Webmap untuk Surveilans Demam Berdarah Dengue diKabupaten Tulungagung Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer UPH Hal 115-123 ISSN 1412-9523[9]E. Kendall, Kenneth, and E. Kendall, Julie. Analisa dan Perancangan Sistem System Analysis andDesign. Terjemahan Thamir abdul Hafedh PT. Indeks kelompok Gramedia. Jakarta, 2003. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Anik Vega VitianingsihDidik KiswoyoThe City of Surabaya is Indonesia's second largest city with an area of about 30 000 ha with a population of nearly 3 million people, most of the city of Surabaya consists of lowlands with a height of 3-6 m, while the region west of the city is hilly area with a height of 25-50 m above sea level. Some places in the City of Surabaya in the rainy season flood inundation occurs that inhibits the activity of society, with this background it is necessary that GIS can find areas prone to flooding, so the handling of the channel will be fast. The purpose of this study was to determine the location of water pumps, drainage network, the height of land of an area and to determine the height of flood water, as well as to analyze which areas classified as flood-prone areas. Data to be processed is obtained from the Office of Management and Flood Control Surabaya. The research method used in this study using the System Development Life Cycle SDLC [1]. The results obtained with this system is expected the Government of Surabaya and the community as early as possible to anticipate the possibility of flooding that often occurs in specific areas in Surabaya Region. 1. PENDAHULUAN Wilayah Surabaya terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian 3-6 m, sedang daerah Kota sebelah barat merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 25-50 m di atas permukaan laut, dibeberapa tempat di Kota Surabaya pada musim penghujan terjadi genangan-genangan air banjir, genangan yang terjadi umumnya disebabkan oleh hujan lokal [2]. Dari hasil survey sementara, masih banyak hal yang menyebabkan banjir sering terjadi pada daerah-daerah tertentu di Surabaya, diantaranya saluran air yang mengalami pendangkalan dan adanya kerusakan pada tanggul pembatas sungai, sehingga menyebabkan fungsi sungai yang bersangkutan tidak maksimal, kedalaman sungai yang hanya berkisar antara satu meter hingga 1,5 meter [3]. Pendangkalan yang mengurangi debit air ke laut adalah makin padatnya bangunan di sepanjang bantaran sungai, sebelum bangunan liar di sepanjang sungai tersebut kemampuan saluran untuk mengalirkan air ke laut mencapai 350 meter kubik per detik, sedangkan saat ini hanya 275 meter kubik per detik [2]. Dengan adanya realitas tersebut, semakin memperparah kondisi banjir di Surabaya setiap musim hujan. SIG merupakan konsep pendekatan dalam pengelolaan informasi yang mampu memadukan antara visualisasi data dalam bentuk grafis/peta dan data statistik, sehingga mampu menghasilkan suatu analisa yang terintegrasi yang mencakup seluruh aspek [4,5,6]. Perumusan masalah dalam penelitian ini, adalah Seberapa besar pengaruh yang dihasilkan dari pembuatan SIG ini mampu menjawab dalam mengetahui daerah mana saja yang rawan terhadap banjir, sehingga Pemerintah Kota Surabaya dapat langsung mengantisipasinya, dibandingkan dengan tanpa adanya SIG. Karena begitu banyaknya masalah yang berkaitan dengan masalah banjir, maka penulis hanya membatasi pada aPenyajian informasi berdasarkan daerah pematusan di Wilayah Surabaya; bParameter yang digunakan dalam pendeteksian berdasarkan pada elevasi tanah, intensitas hujan, seta kemampuan saluran pada suatu daerah pematusan; cLingkup data yang disajikan dalam sistem yang dibuat meliputi Saluran jaringan drainase yang ada di Surabaya, informasi intensitas hujan, informasi elevasi tanah, informasi pompa air, informasi genangan, informasi debit banjir dan daerah pematusan di Wilayah Surabaya; dPenanggulangan yang disajikan hanya sebatas pada informasi daerah mana saja yang perlu penanganan saluran. Tujuan dari penelitian ini dapat menghasilkan sebuah SIG yang dapat memberikan informasi,Annual Report Books and Marine Fisheries Division inBps KabupatenSidoarjoBPS Kabupaten Sidoarjo, 2007. Department of Fisheries and Agriculture, 2007, Annual Report Books and Marine Fisheries Division in 2007, Informasi Geografis Pengembangan Lahan Pertanian di Kabupaten PonorogoAnik Vega VitianingsihDkkAnik Vega Vitianingsih, dkk 2005 Sistem Informasi Geografis Pengembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Ponorogo Jurnal Ilmu & Teknologi Terapan, Maret, hal 80-102Anik Vega VitianingsihAnik Vega Vitianingsih, dkk 2012 Webmap untuk Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Tulungagung Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer UPH Hal 115-123 ISSN 1412-9523Terjemahan Thamir abdul Hafedh PT. Indeks kelompok GramediaE KendallE KennethJulie KendallE. Kendall, Kenneth, and E. Kendall, Julie. Analisa dan Perancangan Sistem System Analysis and Design. Terjemahan Thamir abdul Hafedh PT. Indeks kelompok Gramedia. Jakarta, 2003.
judulartikel: Sumber Daya Alam Madura. Selama ini Madura hanya dikenal sebagai Pulau Garam, suatu komoditas yang kurang menarik. Madura juga diidentikkan dengan lelucon-lelucon konyol dan juga makanan khas Sate Lalat (sate berukuran kecil). Yang lebih memprihatinkan, Madura dianggap sebagai Jago Carok, sebuah kata yang membanggakan sekaligus
Francois Olwage/Unsplash Faktor alami yang menyebabkan perubahan potensi sumber daya alam. - Jelaskan faktor yang menyebabkan perubahan potensi sumber daya alam! Pertanyaan tersebut terdapat dalam buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka Belajar. Potensi sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di alam dan berpotensi dimanfaatkan oleh manusia agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sebagian besar sumber daya alam memang selalu tersedia di alam, namun juga bisa mengalami perubahan. Perubahan sumber daya alam dapat disebabkan oleh faktor alami dan perilaku manusia. Nah, kali ini kita akan belajar menyebutkan faktor alami yang menyebabkan perubahan potensi sumber daya alam. Yuk, simak! Faktor Alami Penyebab Perubahan Potensi Sumber Daya Alam Sesuai namanya, faktor alami artinya faktor-faktor yang berasal dari alam dan berlangsung secara alami tanpa campur tangan manusia. Berikut ini faktor alami yang menyebabkan perubahan potensi sumber daya alam. Bencana alam Erosi Abrasi Gunung Meletus Perubahan Iklim Untuk memahami masing-masing poin di atas, mari simak penjelasan dan contohnya dari artikel berikut ini. 1. Bencana Alam Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia mendefinisikan bencan alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa dari alam. Baca Juga 4 Jenis Pendapatan Rumah Tangga Keluarga dan Contohnya, Materi IPS Bencana alam ini termasuk fenomena alam yang merugikan makhluk hidup di Bumi. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
DalamRencana program pembelajaran ini, peserta didik diajak untuk kembali mengingat apa saja potensi sumber daya alam yang terdapat di negara kita Indonesia. Selain itu, peserta didik juga diajak untuk memelihara sumber daya alam yang ada dengan memanfaatkannya sebaik mungkin.
Potensi Sumber Daya Alam Sidoarjo Sidoarjo dikenal sebagai sentranya budidaya tambak di Jawa Timur. Berdasarkan data statistik perikanan budidaya Jawa Timur, total produksi budidaya tambak sidoarjo terbaik kedua setelah kabupaten Gresik. Andalan produksi budidaya tambak kabupaten Sidoarjo adalah komoditas bandeng dan udang terutama udang windu dan vaname. Oleh karenanya tidak salah jika Sidoarjo menjadikan ikan bandeng dan udang sebagai ikon daerah. Sentra produksi budidaya tambak kabupaten sidoarjo terbagi dalam 8 kecamatan yang tersebar di muara sungai atau delta yang sangat subur lahannya dan perairannya yang bagus. Potensi pengembangan budidaya tambak di kabupaten sidoarjo sangat besar. Berdasarkan data dinas kelautan dan perikanan kabupaten sidoarjo memiliki potensi budidaya tambak sebesar hektare. Berikut secara lengkap luas lahan budidaya tambak di Kabupaten Sidoarjo 1. Kecamatan Jabon hektare. 2. Kecamatan Sedati hektare. 3. Kecamatan Sidoarjo hektare. 4. Kecamatan Candi hektare. 5. Kecamatan Buduran 731 hektare. 6. Kecamatan Tanggulangin 497 hektare. 7. Kecamatan Porong 496 hektare. 8. Kecamatan Waru 402 hektare. Lokasi lahan budidaya tambak terbesar terletak di kecamatan Sedati dan kecamatan Jabon yang masing-masing luasan lahan tambaknya berada dikisaran ha. Kecamatan Sedati lokasi lahan budidaya cukup dekat dengan kota sidoarjo dan juga sangat dekat dengan bandara Djuanda. Bahkan lokasinya terlihat dari pesawat ketika berada di atas Jawa Timur. Lokasi yang cukup dekat dengan pusat ekonomi dan pusat kota menyebabkan kecamatan Sedati cukup rawan dengan alih fungsi lahan dan penurunan kualitas air dan tanah. Apalagi, kini berdiri beberapa pabrik yang dikhawatirkan mencemari perairan budidaya tambak sekitar. Sementara kecamatan jabon letaknya cukup jauh. Sama halnya dengan kecamatan sedati, kecamatan Jabon sebagian besar petambaknya juga usaha budidaya tambaknya juga menggunakan system polikultur. Komoditas yang dikembangkan di kecamatan ini juga lebih beragam. Setidakya ada polikultur dengan rumput laut gracilaria di daerah ini. Secara umum budidaya tambak di kabupaten sidoarjo lebih banyak didominasi komoditas bandeng, udang windu dan udang vaname. Model budidaya tambak yang dikembangkan adalah system polikultur yakni membudidayakan dua komoditas atau lebih dalam satu lahan tambak. Polikultur yang banyak dikembangkan di sidoarjo adalah budidaya bandeng dengan udang baik udang windu ataupun udang windu. Petambak di kabupaten sidoarjo rata-rata dapat melakukan panen sebanyak dua sampai tiga kali panen. Hasil panen sebagian besar dijual ke pedagang yang datang ke pembudidaya. Komoditas bandeng dipanen sebanyak dua kali dalam setahun sementara udang windu dipanen sebanyak tiga kali dalam setahun. Rata-rata panen yang dihasilkan oleh pembudidaya cukup menjanjikan. Oleh karenanya banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya pada usaha budidaya tambak. Setiap pembudidaya melakukan usaha budidaya tambak dengan rata-rata luasan 1-2 hektare. Sebagian besar pembudidaya tambak melakukan usaha budidaya tambak berlatar belakang warisan orang tua. Para pembudidaya tambak memiliki kemampuan berbudidaya tambak didapat dari usaha sendiri dengan cara otodidak. Hasil budidaya bandeng dan udang dijual di daerah Sidoarjo dan ke luar negeri.. Potensi pengembangan budidaya bandeng dan udang di kabupaten ini masih cukuo besar. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya pasokan bandeng dan udang. Permintaan pasar akan udang dan bandeng cukup besar sehingga belum mampu dipenuhi dari hasil budidaya di Sidoarjo. Pemenuhan kekurangan pasokan udang dan bandeng diambil dari luar daerah. Permasalahan yang sering dihadapi oleh pembudidaya adalah adanya penyakit, penurunan kualitas air dan pendangkalan perairan. Penyakit yang pernah menyerang udang di sidoarjo ini adalah white spot dan yellow head. Akibat serangan penyakit ini menyebabkan turunnya kuantitas panen udang yang biasanya per hectare mampu menghasilkan panen pada kisaran 700 kg sampai dengan 1 ton, akibat penyakit hanya menghasilkan panen sebanyak 200 kg. Older Newer
KUPANG- Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum, Mudjiadi mengatakan wilayah Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah kepulauan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. "Seperti kita ketahui di beberapa tempat di daerah ini mempunyai intensitas hujan yang rendah, sehingga harus menjadi perhatian semua pemangku kepentingan dalam mencarikan
Kabupaten Sidoarjo adalah sebuah kabupaten yang terletak di selatan Kota Surabaya, Jawa Timur. Sidoarjo terkenal sebagai salah satu pusat perekonomian di Jawa Timur. Letaknya yang berdekatan dengan Surabaya serta dilalui Jalur Pantura bagian timur, menjadikan Sidoarjo strategis untuk industri. Beragam perusahaan besar ada di Sidoarjo, baik swasta maupun BUMN. Perannya sebagai penyangga ibu kota provinsi secara tak langsung juga berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sana. Mayoritas masyarakat Sidoarjo menggantungkan hidupnya pada sektor industri dan transportasi, meskipun masih ada juga yang berprofesi sebagai nelayan dan petani. Tanah tempat Kabupaten Sidoarjo berdiri merupakan delta Sungai Brantas. Delta adalah endapan di muara sungai yang terletak di lautan terbuka, pantai, atau danau sebagai akibat dari berkurangnya laju aliran air saat memasuki laut. Oleh sebab itu Kabupaten Sidoarjo juga dikenal sebagai Kota Delta. Meski berperan sebagai penyangga Kota Surabaya, Sidoarjo masih jarang terekspos dan sering dianggap sebagai bagian dari Surabaya, oleh karenanya penulis coba menguak lima keunikan yang dimiliki oleh Kota Delta ini. 1. Pulau LusiPulai Lusi terletak di muara Sungai Porong. Pulau ini terbentuk dari endapan lumpur lapindo yang dialirkan ke sungai, oleh karena itu dinamakan Pulau Lusi, alias Pulau Lumpur situs untuk bisa menuju ke Pulau Lusi pengunjung wajib menaiki kapal dari kawasan Wisata Tlocor. Tarifnya lumayan terjangkau, hanya sekitar per orang. 2. Museum Mpu TantularMuseum Mpu Tantular terletak di daerah Buduran, Sidoarjo, tepatnya di bawah jembatan layang Buduran. Dahulu museum ini terletak di Surabaya, tetapi pada tahun 2004 dipindah ke Sidoarjo. Museum ini mennyimpan berbagai koleksi benda bersejarah seperti lukisan, uang kuno, kendaraan kuno, serta galeri saintek3. Lumpur LapindoPada tanggal 29 Mei 2006 terjadi sebuah kecelakaan kerja yang dialami oleh PT. Lapindo Brantas, sebuah perusahaan pengeboran migas, yang mengakibatkan munculnya semburan lumpur panas di wilayah Kecamatan Porong, Sidoarjo. Seiring berjalannya waktu semburan tersebut semakin besar dan tak terkendali hingga akhirnya merendam puluhan desa di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Porong, Tanggulangin, dan tahun telah berlalu sejak semburan terjadi, kini area tersebut menjadi salah satu destinasi wisata di SIdoarjo. Pada 2014 lalu seorang seniman membuat patung-patung berbentuk manusia yang terendam lumpur sebagai gambaran penderitaan warga yang menjadi Kampung Batik JetisKampung Batik Jetis terletak di Dusun Jetis, Kelurahan Lemah Putro, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi kampung tersebut terletak di sebelah kanan jalan utama Sidoarjo-Surabaya, dan berada dekat dengan Stasiun Jetis memiliki khas corak dan warna yang cerah seperti hijau, kuning, dan merah. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta berwarna coklat dan hanya memakai motif dua warna. Motif batik jetis didominasi oleh flora dan fauna khas Sidoarjo serta memiliki warna-warna cerah, seperti kembang tebu, beras wutah, pecah kopi, kembang bayem, maupun burung merak. Secara filosofi, motif kembang tebu muncul karena Sidoarjo memiliki banyak pabrik gula. Motif beras wutah dilatarbelakangi adanya dua penggilingan padi di Sidoarjo di masa lalu namun tetap saja kurang dibandingkan kebutuhan masyarakat akan beras. Motif pecah kopi lahir dilandasi oleh banyaknya masyarakat Sidoarjo pada waktu dulu bercocok tanam kopi. Motif kembang bayem muncul karena dulu Sidoarjo merupakan daerah pemasok sayur-sayuran terutama bagi masyarakat Surabaya. Sedangkan, motif burung merak diperkirakan muncul lantaran dulunya di daerah Sidoarjo banyak dihuni oleh burung merak ketika masih berupa hutan. 5. Taman Tanjung PuriTaman Tanjung Puri terletak di Desa Bluru, Kecamatan Sidoarjo. Taman kota ini menjadi proyek percontohan ruang terbuka hijau yang nyaman dan ramah lingkungan. Taman juga berfungsi untuk edukasi lingkungan hidup, rekreasi, maupun sekadar bersantai menghirup udara segar bagi warga Sidoarjo, sekaligus tempat bernuansa budaya karena disana terdapat tiga bangunan berarsitektur khas tadi lima hal unik yang dimiliki oleh Kabupaten Sidoarjo. Sebagai kota satelit dari Surabaya yang memiliki banyak sentra industri, ternyata Sidoarjo masih menyimpan keunikan-keunikan dan potensi yang bisa dieksplorasi agar mampu mengangkat sektor pariwisata. “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ”
Z2JRQQl.
  • e89z2jah7p.pages.dev/63
  • e89z2jah7p.pages.dev/224
  • e89z2jah7p.pages.dev/414
  • e89z2jah7p.pages.dev/280
  • e89z2jah7p.pages.dev/198
  • e89z2jah7p.pages.dev/16
  • e89z2jah7p.pages.dev/466
  • e89z2jah7p.pages.dev/196
  • lakukan identifikasi potensi sumber daya alam yang ada di sidoarjo